Jumat, 31 Oktober 2014

Makalah Unsur-Unsur Pancasila

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sistem keadilan dan demokrasi yang berlaku di Indonesia selalu mengacu dan berbasis kepada Pancasila dan didukung oleh UUD 1945. Pancasila pun menjadi sebuah landasan dalam penentuan prinsip dan pandangan hidup. Namun dewasa ini semakin banyak penyimpangan nilai-nilai Pancasila berdasarkan butir-butir yang terkandung di dalamnya. Namun nilai tersebut serasa hilang jika dibandingkan dengan kehidupan Bangsa pada zamanini. Penyimpangan pun sudah dianggap hal yang biasa dilakukan, dianggap sebagai sesuatu yang bisa dilanggar menjadi biasa dilanggar.
Namun butir atau nilai yang terkandung dalam sila tersebut semakin hilang dan tersamarkan artinya. Contoh kecil adalah semakin berkurangnya sistem demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai Negara Indonesia, kita menganut sistem Demokrasi Pancasila. Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi konstitusional dengan mekanisme kedaulatan rakyat dalam penyelenggaraan negara dan penyelengaraan pemerintahan berdasarkan konstitusi yaitu Undang-undang Dasar 1945. Sebagai demokrasi pancasila terikat dengan UUD 1945 dan pelaksanaannya harus sesuai dengan UUD 1945.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis dapat menentukan rumusan makalah ini adalah unsur-unsur pancasila sebagai dasar negara Indonesia dan unsur-unsur pancasila sebagai sistem filsafat.

C.    Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penulis dapat menentukan tujuan penulisan makalah ini adalah unsur-unsur pancasila sebagai dasar negara Indonesia dan unsur-unsur pancasila sebagai sistem filsafat.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Unsur-Unsur Pancasila Sebagai Dasar Negara Indonesia
Unsur - unsur Pancasila digali dari bangsa Indonesia sendiri. Berikut merupakan pemaparan contoh yang membuktikan bahwa unsur – unsur tesebut memang digali dari bangsa Indonesia sendiri.
1.      Ketuhanan Yang Maha Esa adalah prinsip yang berisis keharusan/ tuntutan untuk bersesuaian dengan hakekat “Tuhan”, dibuktikan dengan adanya bentuk kepercayaan dan agama yang aa di Indonesia sepanjang sejarahnya dalam kehidupan masyarakat Indonesia, sebagai contoh
§  Pada awal abad ke-13 Islam mulai diperkenalkan di Indonesia dan berkembang pesat menjadi agama mayoritas d Indonesia. Dan yang paling terkenal pada saat itu adalah kesembilan Wali Sanga yang merupakan penyebar agama Islam di Jawa.
§  Pada masa kejayaan kerajaan Sriwijaya, agama Hindu-Buddha juga berkembang pesat yan dibuktikan dengan adanya prasasti-prasasti, kuil-kuil, serta candi-candi. Dan salah satu yang paling terkenal adalah Candi Borobudur yang masih berdiri megah hingga saat ini.
§  Agama Kristen yang dibawa oleh penginjil Van De Lostrect yang kemudian menjadi keyakina mayoritas orang Toraja

2.      Kemanusiaan yang adil dan beradab prinsip yang berisis keharusan/tuntutan untuk bersesuaian dengan hakekat “manusia”, yang sudah terdapat dalam diri bangsa Indonesia sejak dahulu, Ditinjau dari segi waktu maka unsur kemanusiaan yang adil dan beradab telah berjalan sepanjang masa berkesinambungan dari generasi satu ke generasi lain laksana rantai-rantai yang tidak ada putus-putusnya. Sebagai contoh adanya Komisis Nasional HAM yang mengarah pada pengakuan akan Hak Asasi Manusia dan Komisi Nasional Perlindungan Anak yang dibentuk pemerintah dan didedikasikan khusus bagi anak-anak Indonesia, sebagai bukti bahwa anak-anak Indonesia juga diharagai sebagai mnusia walaupun masih kecil.

3.      Persatuan Indonesia prinsip yang berisis keharusan/tuntutan untuk bersesuaian dengan hakekat “satu”, yang mengandung makna bahwa persatuan tetap hidup dalam barbagai bentuknya baik bersifat local maupun bersifat nasional. Persatuan Indonesia telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak dahulu dan akan terus berlangsung selama bangsa Indonesia masih ada. Semboyan bangsa Indonesia “Bhinneka Tunggal Ika” yang merupakan kutipan dari sebuah kakawin Jawa Kuna yaitu kakawin Sutasoma, karangan Mpu Tantular semasa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14 kemudian menjadi pengikat bangsa Indonesia yang hingga saat ini masih di pegang teguh bangsa Indonesia. Kalimat tersebut berarti “Terpecah belahlah itu, tetapi satu jualah itu”. Sementara di Toraja sangat di kenal semboyang,”Misa’ Kada di Potuo, Pantan Kada Di Pomate”, yang dalam masyarakat Indonesia dikenal “Bersatu kita teguh Bercerai kita Runtuh” dan di wujudkan dalam gotong royong hidup sehari-hari.

4.      Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawratan/perwakilan prinsip yang berisis keharusan/tuntutan untuk bersesuaian dengan hakekat “rakyat”, yang mengandung makna bahwa masyarakat Indonesia terkenal dengan kehidupan yang guyub dan rukun, penuh dengan tenggang rasa, mau memberi dan menerima, tidak ingin menang sendiri, berhulupis kuntul baris, saiyeg saeka kapti. Kehidupan yang demikian ini berlangsung terus sesuai dengan kemajuan serta perkembangan zaman. Pada sila keempat yang mengandung unsur kerakyatan tersebut dibuktikan dengan hidup demokrasi di Indonesia dengan bukti nyata adanya Pemilu. Mulai dari tingkat pemerintahan paling tiggi ke yang paling rendah, dan setiap orang punya hak untuk ikut berpartisipasi di dalamnya.

5.      Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia prinsip yang berisis keharusan/tuntutan untuk bersesuaian dengan hakekat “adil”, yang mengandung makna bahwa unsure social lebih menonjol daripada unsure individu. Hubungan sosial adalah bukti bagaimana mereka menerapkan nilai keadilan dalam kehidupan masyarakat. Adapun bukti nyata mengenai unsur ini adalah dibuatnya undang-undang untuk Fakir Miskin dan anak Terlantar (UUD 1945 pasal 34) serta program-program pemerintah untuk pemerataan kesejahteraan rekyat seperti JAMKESMAS, penyediaan Raskin dan sebagainya. Kesatuan sila-sila pancasila pada hakikatnya bukanlah hanya merupakan kesatuan yang bersifat formal logis saja namun juga meliputi kesatuan dasar ontologis, epistemologis, dan aksiologis dari sila-sila pancasila. Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat tidak hanya kesatuan yang menyangkut sila-silanya saja melainkan juga meliputi hakikat dasar dari sila-sila pancasila atau secara filosofis meliputi dasar ontologis sila-sila pancasila. Pancasila yang terdiri atas lima sila setiap sila bukanlah merupakan asas yang berdiri sendiri-sendiri melainkan memiliki satu kesatuan dasar ontologis.

B.     Unsur-Unsur Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
1.      Unsur Ketuhanan
Secara ontologik ada manusia sebagai yang diciptakan menunjukkan adanya pencipta yaitu Tuhan. Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna dan otonom terdiri atas jasmani dan rohani, mempunyai sifat sebagai individu sebagai makhluk sosial. Karena Tuhan adalah sempurna maka manusia tidak sempurna. Namun diantara makhluk, manusia adalah yang paling sempurna. Dalam bahasa Jawa terdapat istilah yang menunjukkan sifat kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak sempurna yang apes, lalai, murka dan rusak. Berdasarkan pengalaman sejarah sebelum datangnya agama Hindu, Budha, Islam dan Kristen. Bangsa Indonesia telah mempunyai kepercayaan. Karena keadaan alam sedemikian rupa maka bangsa Indonesia dalam usaha mempertahankan dan mengembangkan hidupnya harus bisa mengatasi tantangan alam tersebut. Salah satu jawaban yang diberikan berupa pandangan hidup atau kepercayaan bahwa alam ini ada yang menciptakan. Karena pengalaman hidup mereka sehari-hari dan karena kemampuan yang mereka miliki, maka bentuk kepercayaan yang menguasai alam, adanya kekuatan gaib yang terdapat pada alam ini dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut pengejawantahan dari keyakinan mereka pada sesuatu kekuasaan dan kekuatan yang menguasai alam ini yang dapat dimintai tolong oleh manusia. Kenyataan ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia pada waktu itupun sudah percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Setelah agama Hindu dan Budha datang di Indonesia, bangsa Indonesia banyak memeluk agama-agama tersebut. Demikian pula agama islam yang telah dipeluk oleh sebagian besar bangsa Indonesia dengan penuh keyakinan. Sejarah menunjukkan bahwa di Indonesia tidak pernah ada putus-putusnya orang percaya pada Tuhan. Pada masa itu pengaruh agama dalam kehidupan sehari-hari terbukti adanya pengaruh agama dalam kehidupan sehari-hari terbukti adanya peninggalan, tulisan dan adat istiadat antara lain sebagai berikut ini : Bukti-bukti berupa bangunan misalnya rumah peribadatan dari berbagai agama yaitu mesjid, gereja, parisade, vihara, klenteng dan lain-lain. Bukti-bukti berupa kitab suci misalnya kitab suci dari berbagai agama dan aliran kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bukti-bukti berupa perbuatan adalah segala peribadatan dan keagamaan yang dilakukan oleh berbagai agama dan aliran kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kegiatan keagamaan diantaranya antara lain upacara-upacara keagamaan, peringatan agama-agama, melaksanakan pendidikan agama, mendirikan rumah-rumah ibadah. Bukti-bukti lain berupa tulisan berisi kerangka, sejarah, dongeng-dongeng dan lain sebagainya yang mengandung nilai-nilai agama dan kepercayaan kepada Tuhan YME. Misalnya Tajusalatina, Gustanusalatina, Mahabharata, Sanghyang Kamahayanika, Seratminat, Sunan Kalijaga, dan masih banyak yang lainnya. Pada jaman kerajaan Raja Hayam Wuruk agama Hindu dan Budha diberi tempat yang agung. Demikian pula raja-raja Jawa di Kerajaan Islam misalnya Mataram menggunakan sebutan Sayiddin Panatagama. Ditekankan pula bahwa agama adalah pakaian raja atau dalam bahasa Jawa agama Ageming Aji.

2.      Unsur Kemanusiaan
Sebagai bangsa yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa dengan sendirinya bangsa kita mempunyai rasa kemanusiaan yang luhur. Pada hakekatnya kemanusiaan adalah bawaan kodrat manusia. Pengejawantahannya dapat kita lihat pada tindakan manusia yang dapat kita nilai sesuai dengan kemanusiaan atau tidak. Perikemanusiaan adalah nilai khusus yang bersumber pada nilai kemanusiaan. Jika sesuatu perbuatan dinilai sebagai tindakan yang berperikemanusiaan, ini berarti bahwa tindakan tersebut sesuai dengan hakekat manusia yaitu kemanusiaan. Perikemanusiaan adalah yang bersumber pada kemanusiaan, jiwa yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Berdasarkan pengertian tersebut sebenarnya semua bangsa mesti mempunyai kemanusiaan, begitu pula bangsa Indonesia bahkan kemanusiaannya adalah adil dan beradab. Kekhususan bangsa Indonesia adalah adil dan beradab. Adil berarti memberikan kepada orang lain apa yang menjadi haknya dan tahu apa haknya sendiri. Beradab artinya mempunyai adab, mempunyai sopan santun, mempunyai susila, artinya ada kesediaan menghormati bangsa lain, menghormati pandangan pendirian dan sikap Bangsa lain. Sejarah menunjukkan bahwa bangsa Indonesia terkenal berwatak ramah tamah, sopan santun, lemah lembut, dengan sesama manusia. Ini berarti bahwa bangsa Indonesia berperikemanusiaan yaitu mempunyai rasa bahwa antara mereka dengan bangsa lain ada hubungan bersifat manusiawi. Sejak dahulu bangsa Indonesia selalu menerima bangsa lain dengan ramah tamah, karena suatu bangsa tidak akan hidup sendirian terlepas dari bangsa lain.
Berikut ini dikemukakan bukti-buktinya. Bukti-bukti berupa bangunan, misalnya padepokan, pondok-pondok. Bukti-bukti berupa semboyan misalnya aja dumeh, aja adigung, adigung adiguna, aja kumenthus, aja kemaki, aja sawyah-wyah, aja umuk, aja gumedhe, aja gumugung. Pernyataan-pernyataan tersebut intinya adalah larangan agama, manusia jangan berlaku sombong, congkak, tinggi hati dan besar kepala dan menganggap orang lain yang mengakibatkan perbuatan tidak berprikemanusiaan.
Bukti-bukti berupa tulisan yang berisi karangan, cerita-cerita dan kenyataan- kenyataan hidup, misalnya buku-buku Bharatayuda, Ramayana, Arjuna Wijaya, Malin Kundang, Batu Pegat, Anting Malela Bontu Sinaga, Danau Toba, Cinde Laras, Riwayat Dangkaian Metsyaha. Bukti-bukti perbuatan, adalah kegiatan-kegiatan kemanusiaan misalnya membantu meringankan penderitaan orang lain karena bencana alam, membantu fakir miskin membantu orang sakit, hubungan dengan luar negeri baik melalui perdagangan maupun politik. Cara mereka memberi bantuan kepada korban bencana alam, tentu saja tidak sama dengan sekarang misalnya mengumpulkan sumbangan dan lain-lain. Begitu pula rumah untuk fakir miskin seperti panti asuhan dan rumah sakit seperti sekarang belum ada. Meskipun demikian perbuatan untuk meringankan penderitaan fakir miskin sudah dilakukan misalnya dilakukan oleh para tetangganya. Meskipun belum ada rumah sakit, tetapi sudah ada tempat (misalnya rumah seseorang) untuk mencari obat. Meskipun belum ada dokter, tetapi sudah ada dukun yang dapat menyembuhkan penyakit. Hubungan dengan luar negeri dilakukan melalui perdagangan, perkawinan untuk mempererat hubungan yang bersifat kemanusiaan.
 
3.      Unsur Persatuan
Bangsa Indonesia dengan cirri-cirinya guyub, rukun, bersatu dan kekeluargaan, bertindak bukan semata-mata atas perhitungan untung rugi dan pamrih serta kepentingan pribadi. Oleh karena itu unsur persatuan sudah terdapat didalam kehidupan masyarakat Indonesia bahkan sudah dilaksanakan oleh mereka.
Bukti-bukti berupa bangunan misalnya Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Kedua candi ini adalah lambang agama Budha dan Hindu. Keduanya terletak di daerah yang jaraknya tidak terlalu jauh. Keduanya dapat hidup berdampingan secara damai. Keduanya merupakan bukti bahwa umat Budha dan umat Hindu dapat hidup rukun, saling menenggang satu sama lain. Padahal pada waktu itu di India tempat asal kedua agama itu, umat Budha dan umat Hindu hidupnya tidak rukun dan saling bermusuhan. Pada jaman Raja Hayam Wuruk kedua agama tersebut diakui sebagai agama resmi, mempunyai Kuilnya sendiri-sendiri, mempunyai hak yang sama untuk menduduki jabatan penting dalam pemerintahan. Demikian pula setelah agama Islam datang dan di peluk oleh sebagian terbesar rakyat Indonesia, maka kehidupan agama berjalan tertib dan damai serta rukun terbukti adanya bangunan-bangunan Mesjid yang tidak jauh dari bangunan rumah peribadatan lain. Bukti-bukti berupa tulisan berisi karangan, cerita-cerita dan sejarah, misalnya pembagian Negara Kahuripan menjadi Daha dan Jenggala, Negara Nasional Sriwijaya, Negara Nasional Majapahit.
Bukti-bukti berupa semboyan, misalnya bersatu teguh bercerai runtuh, atau dalam bahasa Jawa orah agawe bubrah rukun agawe santosa, bersatu laksana sapu lidi, sadhunmuk bathuk sayari bumi, kaya mimilan mituna. Bukti-bukti berupa perbuatan, misalnya peristiwa berdirinya kerajaan Majapahit yaitu sejak pembabatan hutan sampai penghancuran Tentara Khu Bilai Khan, pembuatan rumah-rumah ibadah, pembuatan candi-candi, pembuatan rumah baru, pembukaan ladang baru dan sebagainya.

4.      Unsur Kerakyatan
Istilah kerakyatan berarti bahwa yang berdaulat atau yang berkuasa adalah rakyat. Dalam bahasa lain Kerakyatan disebut Demokrasi berasal dari kata Yunani Demos yang berarti Rakyat Kratos yang berarti Berdaulat. Demokrasi bukan hal yang baru bagi bangsa Indonesia. Meskipun sebelum tanggal 17 Agustus 1945 di Indonesia belum pernah ada pemerintahan yang bersifat Demokratik seperti sekarang ini namun sebenarnya unsur-unsurnya sudah ada, yang selama itu tidak pernah dimanfaatkan secara Nasional formal. Berikut ini adalah buktinya : bukti-bukti berupa bangunan misalnya di Bali ada Desa Kuno yang syarat-syaratnya antara lain adanya Balai Agung dan Dewan Orang-Orang Tua. Balai menunjukkan adanya suatu tempat untuk mengadakan musyawarah. Demikian pula dewan menunjukkan adanya suatu kumpulan orang-orang yang mempunyai tugas tertentu dengan cara mengadakan musyawarah. Di Minangkabau ada yang dinamakan nagari. Syarat-syarat nagari ini antara lain harus ada Balai. Demikian pula pimpinannya ada di tangan Ketua Nagari yang dibantu oleh Dewan Nagari. Sama halnya dengan yang terjadi di Bali, maka sebenarnya masyarakat Minangkabau sudah mempunyai kebiasaan menyelenggarakan suatu lembaga yang kini lazimnya dinamakan Demokrasi. Di Jawa. Desa-desa di Jawa mempunyai Balai Desa. Jika ada hal-hal yang perlu dirembuk oleh Desa diadakan pertemuan di Balai Desa. Bukti-bukti berupa tulisan berisi karangan, cerita sejarah, misalnya : Musyawarah para Wali, putri Dayang Merindu, Loro Jonggrang, kisah negeri Suli dan lain-lainnya. Bukti-bukti berupa perbuatan misalnya pembicaraan yang dilakukan di Balai, Balai Agung, Balai Desa , perembukan dalam keluarga pada waktu mempunyai hajat, umpamanya : Mantu, kerja bakti, gugur gunung, sambatan.
  
5.      Unsur Keadilan
Keadilan Sosial ialah sifat masyarakat adil dan makmur berbahagia buat semua orang, tidak ada penghinaan, tidak ada penghisapan, bahagia material dan bahagia spritual, lahir dan batin. Istilah adil sudah saya terangkan yaitu menunjukkan bahwa orang harus memberi kepada orang lain apa yang menjadi haknya dan tahu mana haknya sendiri serta tahu apa kewajibannya kepada orang lain dan dirinya. Sosial berarti tidak mementingkan diri sendiri saja, tetapi mengutamakan kepentingan umum, tidak individualistik dan egoistik, tetapi berbuat untuk kepentingan bersama. Sebenarnya istilah gotong royong yang berarti bekerja sama dan membagi hasil karya bersama tepat sekali untuk menerangkan apa arti Keadilan Sosial. Sudah diterangkan bahwa manusia terdiri atas jasmani dan rohani dan demikian pula terdiri atas sifatnya sebagai individu dan makhluk sosial. Pada hakekatnya manusia menginginkan agar unsur-unsur tersebut dapat mendapat perlakuan yang baik, agar ia dapat berfungsi sebagai makhluk manusia. Adalah tidak mungkin jika orang hanya mementingkan diri pribadi tanpa memperhatikan kepentingan masyarakat sama sekali. Sebaliknya karena orang hidup di dalam masyarakat juga tidak dapat melupakan kepentingan sendiri. Bangsa Indonesia dalam menunaikan tugas hidupnya terkenal lebih bersifat sosial dan berlaku adil terhadap sesama.
Bukti-bukti berupa bangunan misalnya bendungan air, tanggul sungai, tanah desa, sumur bersama, lumbung desa. Bukti-bukti berupa tulisan berisi karangan, cerita sejarah misalnya sejarah kerajaan Kalingga, sejarah Raja Air Langga, Sunan Kali Jaga, Ratu Adil, Jaka Tarub, Tiga Piatu, To Mampatawine To Kai Langi Mai, dan lain-lain.
Bukti-bukti berupa perbuatan misalnya menyediakan air kendi di muka rumah bagi orang yang membutuhkan, selamatan waktu mengetam padi, selamatan waktu mempunyai hajat tertentu, menolong fakir miskin, adat menerima tamu.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Secara filosofis Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat memiliki dasar ontologis, dasar epistemologis, dan dasar aksiologis yang membedakan pancasila dengan sistem filsafat lainnya. Dasar ontologis disebut juga sebagai dasar antropologis. Dasar epistimologis dalam arti pancasila sebagai suatu ideologi bersumber pada nilai-nilai dasarnya yaitu filsafat pancasila. Dasar aksiologis merupakan pandangan tentang nilai dan pandangan pancasila secara hierarki yang merupakan suatu kesatuan.
Ya, suatu dasar Negara akan kuat bila unsur-unsurnya berasal dari bangsa itu sendiri. Pancasila yang unsur-unsurnya berasal dari bangsa Indonesia sendiri mempunyai akar yang kuat. Oleh karena itu Pancasila adalah kepribadian bangsa Indonesia. Selama kepribadian bangsa itu tidak berubah, pancasila akan tetap berlaku sepanjang masa. Unsur-unsur pancasila sudah dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak dahulu.
Pancasila adalah dasar filsafat negara Republik Indonesia yang secara resmi di sahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, diundangkan dalam berita Republik Indonesia tahun II No. 7 bersama-sama dengan batang tubuh UUD 1945. Lahir bersama terbentuknya negara Indonesia, pancasila mempunyai peranan sebagai pedoman dan acuan hidup bangsa Indonesia. Itulah yang disebut dengan hakikat pancasila.

B.     Saran
Kita harus menerapkan niai-nilai yang terkandung pada pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia sangat cocok untuk dijadikan pedoman dalam melakukan setiap perbuatan yang sesuai dengan aturan yang berlaku didalam masyarakat.



KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan karuniaNyalah, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat pada dengan Unsur-Unsur Pancasila.
Dalam penyelesaian makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak  yang telah memberi pengarahan kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini.  Karena itu, sudah sepantasnya jika penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat.
Penulis sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Harapan penulis, semoga makalah yang sederhana ini, dapat memberi kesadaran tersendiri bagi generasi muda. 


Pariaman,    Oktober 2014

Penulis



DAFTAR ISI

Hal
KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I        PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A.    Latar Belakang ........................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah ...................................................................... 1
C.     Tujuan Penulisan......................................................................... 1

BAB II       PEMBAHASAN .............................................................................. 2
A.    Unsur-Unsur Pancasila Sebagai Dasar Negara Indonesia .......... 2
B.     Unsur-Unsur Pancasila Sebagai Sistem Filsafat ......................... 4
1.    Unsur Ketuhanan ................................................................ 4
2.    Unsur Kemanusiaan ............................................................ 6
3.    Unsur Persatuan .................................................................. 8
4.    Unsur Kerakyatan ............................................................... 9
5.    Unsur Keadilan ................................................................... 10

BAB III     PENUTUP ....................................................................................... 11
A.    Kesimpulan ................................................................................. 11
B.     Saran ........................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA

BIDANG SPESIALISASI AKUNTANSI

Pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat, kompleksnya masalah perusahaan yang didorong kemajuan teknologi, timbulnya sistem perpajakan baru dan bertambahnya berbagai peraturan pemerintah teradap kegiatan perusahaan, para akuntan dituntut untuk mengkhususkan keahliannya di bidang akuntansi. Bidang spesialisasi  akuntansi antara lain sebagai berikut :

1.      Akuntansi Keuangan (Finalcial Accounting)
Akuntansi Keuangan juga sering disebut dengan akuntansi Umum (General accounting). Sasaran(obyek) kegiatan akuntansi keuangan adalah  transaksi keuangan perusahaan yang telah terjadi (data historis) yang menyangkut perubahan aktiva, kewajiban dan ekuitas suatu perusahaan.Akuntansi Keuangan bertujuan menyediakan laporan keuangan untuk kepentingan manajemen (pihak intern perusahaan) dan pihak-paihak ektern seperti investor, kerditor, bank dan masyarakat umum yang membutuhkan.Dalam pelaksanaannya, akuntansi keuangan berpegang teguh pada prinsip-prinsip akuntansi yang lazim dan standar akuntansi keuangan yang berlaku umum.
2.      Akuntansi Biaya (Cost Accounting)
Sasaran (obyek) kegiatan dari akuntansi biaya adalah transaksi keuangan perusahaan yang berhubungan dengan biaya (terutama yang berhubungan dengan pengolahan bahan baku menjadi produk jadi.Akuntansi Biaya mempunyai tujuan menyediakan informasi biaya untuk kepentingan manajemen, yaitu untuk menentukan harga jual dan menyusun laporan keuangan. Selain itu, akuntansi biaya juga memberikan informasi kepada manajemen tentang produk yang menguntungkan dan yang tidak menguntungkan.
Hasil akhir dari proses akuntansi biaya berupa laporan harga pokok produksi (statement of Cost of goods manufactured)yang berguna untuk menilai pelaksanakan rencana opersi yang telah ditetapkan dan menentukan rencana operasi di masa yang akan datang.
3.      Akuntansi Manajemen (Management accounting)
Akuntansi Manajemen adalah bidang akuntansi yang kegiatannya berhubungan dengan pengumpulan dan pengolahan data historis (terutama data biaya) dan data taksiran. Tujuan dari akuntansi manajemen adalah menyediakan data yang dibutuhkan manajemen dalam menjalankan kegiatan sehari-hari, merencanakn kegiatan operasi di masa yang akan datang. Serta untuk kepentingan pengambilan keputusan yang khusus.
4.      Akuntansi Pemeriksaan (Auditing)
Akuntansi pemeriksaan adalah bidang akuntansi yang berhubungan dengan kegiatan pemeriksaan terhadap catatan hasil kegiatan akuntansi keuangan. Kegiatan akuntansi pemeriksaan lebih bersifat pengujian atas kelayakan laporan keuangan.Oleh sebab itu, pemeriksaan laporan keuangan bersifat bebas atau independen. Artinya tidak berpihak pada kepentingan pihak-pihak tertentu.Akuntansi Pemeriksaan juga lebih menekankan pada pemeriksaan terhadap penerapan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku.
5.      Akuntansi Perpajakan (tax Accounting)
Akuntansi perpajakkan adalah bidang akuntansi yang berhubungan dengan penentuan obyek pajak yang menjadi tanggungan perusahaan serta perhitungannya.Tujuan dari akuntansi perpajakkan adalah  membantu manajemen dalam menentukan pilihan-pilihan transaksi yang akan dilakukan, sehubungan dengan pertimbangan pajak. Akuntan yang bekerja pada bidang ini harus mengetahui benar tentang undang-undang perpajakan yang sedang berlaku.
6.      Akuntansi Anggaran (Budgetary Accounting)
Akuntansi anggaran adalah bidang akuntansi yang berhubungan dengan pengumpulan dan pengolahan data operasi keuangan yang sudah terjadi serta taksiran kemungkinan yang akan terjadi, untuk kepentingan penetapan rencana operasi keuangan perusahaan (anggaran) dalam suatu periode.Tujuan akuntansi anggaran adalah menyediakan  data perbandingan antara rencana operasi keuangan yang telah ditetapkan dengan pelaksanaannya untuk membantu manajemen dalam melaksanakan fungsi pengawasan.
7.      Akuntansi pemerintahan (Governmental Accounting)
Akuntansi pemerintahan adalah bidang akuntansi yang kegiatannya berhubungan dengan masalah pemeriksaan keuangan negara.
8.      Akuntansi Sistem (System Accounting)
Akuntansi sistem adalah bidang akuntansi yang berhubungan dengan penyusunan rencana, pelaksanaan proses pembelajaran akuntansi, prosedur pengumpulan dan pelaporan data keuangan. Akuntansi Sistem membantu agar tercipta kerja yang efektif dan efisien.
9.      Akuntansi pendidikan  ( educational Accounting)
Akuntansi pendidikan adalah bidang akuntansi yang berhubungan dengan pengajaran, penyuluhan, penelitian dan konsultan di bidang pengembangan akuntansi.
10.   Akuntansi sosial ( Social Accounting)
Akuntansi Sosial adalah bidang akuntansi yang berhubungan dengan pencatatan dan pelaporan tentang perubahan sosial akibat kemajuan teknologi, ekonomi dan budaya.